PROSES PEMIJAHAN IKAN LELE SECARA ALAMI DAN BUATAN

PERIKANAN

PROSES PEMIJAHAN IKAN LELE SECARA ALAMI DAN BUATAN

A. Pemijahan ikan lele secara alami

Induk ikan lele betina dan lele jantan yang sudah matang dan siap untuk dipijahkan dimasukkan kedalam media pemijahan yang telah dipersiapkan. Induk yang dikawinkan adalah dengan perbandingan 1 : 1 maksudnya adalah masukkan 1 ekor induk betina dengan 1 ekor induk jantan. Pada beberapa tehnik pemijahan, juga dilakukan dengan perbandingan 2 : 1, yakni 2 ekor induk lele betina dikawinkan dengan 1 ekor induk lele jantan. Pada pemijahan secara alami, untuk merangsang terjadinya proses perkawinan maka ke dalam media tersebut harus dilengkapi dengan “trigger” atau perangsang. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan kakaban. Kakaban ini sekaligus dapat digunakan sebagai tempat melekatnya telur dan tempat berlindung sementara bagi larva yang baru menetas.

Proses pemijahan biasanya berlangsung pada malam hari. apabila keesokan harinya sudah ada telur yang melekat pada kakaban, maka pindahkan induk ikan lele tersebut. Amatilah perkembangan telur lele tersebut. Untuk mencegah timbulnya jamur maka gantilah air dalam media tersebut sebanyak 50 – 70 % dari volume air sebelumnya. Lakukanlah dengan sangat hati-hati agar tidak merusak telur.
Apabila terdapat telur yang tidak terbuahi yang dapat ditandai dengan perubahan warna menjadi putih, maka buanglah telur-telur tersebut. Telur yang berhasil terbuahi (fertile) biasanya akan berwarna bening. Secara umum, mulai dari terjadinya proses fertilisasi (pembuahan sel sperma terhadap sel telur) hingga penetasan telur menjadi larva pada ikan lele berlangsung selama 24 – 36 jam. Proses penetasan juga dipengaruhi  oleh factor suhu selama proses inkubasi.

B. Menggunakan Ekstrak Kelenjar Hipofisa

Cara kerja pengambilan hipofisa, proses pembuatan hormon serta penggunaan hormon hipofisa adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan ikan donor untuk diambil hipofisanya
  2. Pertama - tama potong kepala ikan donor hingga putus, kemudian anda letakkan potongan kepala dengan menghadap keatas lalu potonglah kearah bawah mulai dari bawah lubang hidung hingga tulang tengkorak terbuka. Kemudian potong syaraf – syaraf yang terlihat putih hingga posisi otak kelihatan.
  3. Angkat otak dengan hati-hati hingga terlihat kelenjar hipofisa, tetapi masih didalam tulang sellutursica.
  4. Ambil kelenjar hipofisa dengan pinset kemudian letakkan diatas kertas saring.
  5. Masukkan kelenjar hipofisa kedalam gelas penggerus, lalu gerus secara hati – hati
  6. Tambahkan larutan faal atau aquabides setetes demi setetes sambil kelenjar hipofisa digerus hingga volume 2 ml. Kemudian pindahkan larutan kedalam tabung reaksi untuk di sentrifuge selama selama 5 menit, lalu diamkan selama 15 menit.
  7. Larutan Nampak menjadi 2 bagian, bagian atas lebih jernih dan bagian bawah agak keruh
  8. Ambil larutan yang jernih yang berada diatas dengan menggunakan jarum suntik/ spuit. Usahakan tidak ada gelembung udara di dalam spuit/ jarum suntik. Larutan tersebut siap untuk disuntikkan kepada ikan resipien (induk). Setelah penyuntikan, cabutlah jarum secara perlahan-lahan untuk mencegah keluarnya larutan hipofisa yang telah disuntikkan.
  9. Setelah penyuntikan, masukkan induk lele tersebut kedalam media pemijahan dengan hati-hati untuk mencegah stress pada induk lele.

C. Menggunakan Ovaprim
Ovaprim merupakan jenis hormon yang umum digunakan pada penyuntikan ikan termasuk ikan lele. Ovaprim banyak digunakan karena dianggap lebih praktis dan mudah di beli dipasaran. Tujuan dari penyuntikan dengan hormon ovaprim ini adalah untuk merangsang induk lele untuk memijah. Kelebihan dari penyuntikan dengan menggunakan ovaprim adalah kita dapat memprediksikan kapan induk akan memijah.
Dosis yang digunakan cukup 0,2 – 0,3 ml/kg induk lele. Usahakan tidak ada gelembung udara dalam spuit. Biasanya proses penyuntikan dilakukan pada sore ataupun malam hari untuk mengurangi stress yang akan terjadi akibat penyuntikan ataupun fluktuasi suhu. Penggunaan hormon ini biasanya dipakai pada system budidaya semi intensif dan system budidaya intensif.

D. Menyuntik Induk Ikan Lele
Sebelum melakukan penyuntikan, induk ikan lele tersebut harus terlebih dahulu dipuasakan atau lebih dikenal dengan istilah pemberokan. Tujuan pemberokan adalah untuk membuang kotoran dan untuk mengurangi kandungan lemak dalam gonad. Pemberokan sebaiknya dilakukan selama 1 hari. Setelah diberok, kematangan induk harus diperiksa kembali untuk memastikan bahwa induk lele benar-benar  memiliki telur yang siap untuk dipijahkan.

Berikut ini adalah langkah-langkah pada penyuntikan induk ikan lele:

  • Pilihlah dan siapkan induk ikan lele baik jantan maupun betina dengan kriteria sehat, gemuk, mengkilat dan gesit
  • Spuit yang telah berisi ekstrak kelenjar hipofisa ataupun ovaprim disuntikkan ke induk betina pada otot punggung dengan kemiringan 45 derajat dan dengan kedalaman 1 centimeter, menghadap kea rah kepala.
  • Lepaskan induk betina yang telah disuntik secara hati-hati kedalam wadah pemijahan. Setelah itu lepaskan induk jantannya.
  • Tutup wadah pemijahannya dan pastikan induk ikan lele tidak lepas keluar. Biarkan hingga induk lele tersebut memijah.
  • Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada sore hari ataupun pada malam hari
  • Pada esoknya, pagi hari biasanya induk ikan lele telah bertelur. Jika sudah bertelur pindahkan kakaban yang berisi telur kedalam wadah penetasan telur yang telah 
  • disiapkan.Pastikan semua telur terendam air, tunggu hingga menetas

E. Proses Pemijahan Ikan Lele
Induk ikan lele yang telah disuntik dimasukkan kedalam wadah pemijahan. Induk ikan lele biasanya akan memijah di waktu malam. Pada pagi harinya akan terlihat telur yang menempel pada kakaban yang telah disediakan dan sebagian akan terlihat berserakan di dasar wadah pemijahan. Telur-telur yang terbuahi biasanya berwarna hijau cerah dan akan menetas 1 – 2 hari kemudian.
Jumlah induk lele yang disarankan untuk satu proses pemijahan adalah dengan perbandingan 2 : 1, yakni tiap pasang harus terdiri 2 induk betina dan 1 induk lele jantan. Hal ini diharapkan, 1 ekor  ikan lele jantan dapat mengawini 2 ekor lele betina. Setelah selesai mengawini seekor betina dan betina tersebut menjaga telurnya di sarang, maka ikan lele jantan akan mencari dan mengawini lele betina yang lain yang belum memijah.

F. Perkembangan Embrio dan Penetasan Telur
Fertilitas telur (pembuahan sel sperma terhadap sel telur) akan terlihat dengan mudah pada kondisi telurnya (terutama warnanya), perubahan warna tersebut akan terlihat 5 – 10 jam setelah proses percampuran gamet. Jika warna telur transparan, maka telur lele tersebut biasanya fertile (dibuahi), tetapi jika warnanya putih susu bearti telur lele tersebut tidak fertile atau tidak dibuahi.
Setelah terjadi pembuahan, embrio mulai tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah sel yang semakin banyak.
Selama proses penetasan tersebut, wadah penetasan maupun kualitas air harus terus diperhatikan, terutama kestabilan suhu. Sebaiknya suhu dipertahankan pada 28 – 30 derajat celcius, karena pada kondisi ini pertumbuhan dan perkembangan embrio akan dapat berjalan secara normal. Jika suhu terlalu rendah, maka telur ikan lele tersebut akan lebih lambat menetas. Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi, maka telur lele akan lebih cepat menetas. Kedua hal tersebut kurang baik karena akan dapat meningkatkan jumlah larva yang abnormal. Pada kondisi normal, biasanya proses penetasan  telur lele membutuhkan waktu selama 18-36 jam.

Belum ada Komentar untuk "PROSES PEMIJAHAN IKAN LELE SECARA ALAMI DAN BUATAN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel