PEMELIHARAAN LARVA, BIBIT IKAN LELE HINGGA PEMBESARAN

PEMELIHARAAN LARVA, BIBIT  IKAN LELE HINGGA PEMBESARAN


A. Perawatan Larva Lele

PEMELIHARAAN LARVA, BIBIT  IKAN LELE HINGGA PEMBESARAN

Setelah telur menetas, angkat kakaban dan buanglah kotoran terutama telur-telur yang tidak dibuahi serta cangkang dari telur yang menetas dengan cara disiphon. Ketika baru menetas, larva mempunyai cadangan makanan yang ada di dalam kantung kuning telurnya (yolk sac), sehingga tidak perlu diberi makanan tambahan dari luar. Cadangan makanan tersebut akan habis setelah larva berumur 3 hari. 

Setelah cadangan makanannya habis diserap, maka larva-larva tersebut akan mencari makanan tambahan. Oleh karena itu, pemberian pakan dilanjutkan dengan pemberian makanan alami (berupa zooplankton) yang mudah dicerna seperti rotifer dan artemia. Tetapi bila jenis-jenis makanan tersebut belum tersedia, maka bisa diberi pakan berupa emulsi kuning telur. Dari kuning telur rebus yang dilarutkan kedalam air bersih dan disaring. Perbandingannya adalah satu buah kuning telur dilarutkan kedalam 1 liter air. Larutan tersebut bisa untuk memberi makan larva sebanyak 75.000 – 100.000 larva. Cara pemberian makannya adalah 4-5 kali sehari.
PEMELIHARAAN LARVA, BIBIT  IKAN LELE HINGGA PEMBESARAN
Setelah benih ikan lele tersebut berumur dua minggu, maka pakan harus kita ganti dengan ukuran pakan yang lebih besar seperti moina, dapnia dan tubifex, agar sesuai dengan bukaan mulut benih. Pada usia ini, benih lele juga sudah bisa diberi  pakan komersil berupa pellet yang berukuran halus. Frekwensi  serta jumlah pakan yang diberikan perlu diatur dan disesuaikan dengan kondisi benih. Pada tahapan ini, kondisi kualitas air sangat perlu diperhatikan terutama aerasi dan suhu air, aerasi yang terlalu besar akan dapat menyebabkan terjadinya gas bubble diseases, akan tetapi jika aerasi terlalu kecil akan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen kedalam air yang dapat menyebabkan kematian pada benih ikan lele. Kemudian juga kestabilan suhu juga sangat perlu untuk dijaga karena perubahan suhu yang drastis akan menyebabkan terjadinya stress pada benih lele. Sebaiknya suhu dipertahankan pada kisaran 28 – 30 derajat celcius. Untuk menjaga agar wadah atau tempat pemeliharaan lele tetap bersih, maka lakukanlah penyimponan setiap hari agar sisa pakan dan feces hilang, sehingga tidak terjadi keracunan pada benih lele.

B. Pendederan Benih Ikan Lele

PEMELIHARAAN LARVA, BIBIT  IKAN LELE HINGGA PEMBESARAN

Sebelum mendederkan benih lele, pastikan terlebih dahulu persiapan wadah. Setelah berumur 2 minggu, maka benih lele perlu disortir untuk memisahkan benih yang lebih besar dari benih yang berukuran lebih kecil untuk menghindari terjadinya kanibalisme (memakan sesamanya). Penjarangan benih lele juga perlu untuk dilakukan apabila padat tebar benih terlalu tinggi. Penyortiran (penangkapan) benih lele sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dan dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari luka dan stress pada benih.
Pada pendederan tahap ke-1, yakni setelah benih lele berumur 2 minggu, ukuran benih biasanya berkisar 2-3 cm. padat tebarnya bisa mencapai 50 ekor/m. pada tahapan ini, pendederan dilakukan selama 1 bulan.
Pendederan tahap ke- II, ukuran benih lele telah mencapai 5-6 cm. kepadatan penebarannya berkisar 20-25 ekor/m. dilanjutkan dengan pendederan tahap ke-III, Dimana ukuran benih lele telah mencapai 8 cm. dengan pemeliharaan selama 1 bulan, maka akan diperoleh benih dengan ukuran 12 cm dengan berat 40 – 50 gr/ekor. Benih lele pada ukuran ini dapat dipelihara dengan padat tebar 15 – 20 ekor/m.
Lakukan pemindahan benih kesetiap wadah pendederan dengan metode aklimatisasi (adaptasi). Wadah yang berisi benih dimiringkan agar air didalamnya mengalir pelan-pelan kedalam wadah pendederan. Jika benih-benih tersebut sudah menyesuaikan diri, maka benih-benih secara perlahan-lahan akan keluar dan masuk kedalam wadah pendederan. Waktu pemindahan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat itu suhu air relative tidak panas dan fluktuasi suhu masih rendah.

C. Pemanenan Benih Ikan Lele

Setelah benih lele berumur 8-10 minggu, benih lele tersebut siap untuk dipanen dan dibesarkan kedalam kolam pembesaran. Pemanenan benih lele dilakukan pada pagi atau sore hari dengan cara mengeringkan wadah. Sebelum saluran pembuangan air dibuka, terlebih dahulu dipasang waring agar benih tidak ikut hanyut bersama air. Setelah air wadah kering, biasanya benih akan mengumpul di kemalir. Pada tempat inilah dilakukan penangkapan dengan menggunakan seser halus untuk mencegah terjadinya stress dan lecet pada benih. Setelah benih tertangkap, kemudian dikumpulkan didalam wadah penampungan untuk dibawa ketempat tujuan pembesaran. Pada saat pemanenan, lakukan juga penghitungan benih untuk mengetahui mortilitasnya serta mengevaluasi tingkat pertumbuhan benih sehingga dapat dilakukan perbaikan pada saat pendederan benih berikutnya.
Setelah dipanen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah cara pengangkutan benih. Pengangkutan benih lele dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Pengangkutan secara terbuka yakni, benih lele yang baru dipanen langsung dibawa dengan wadah terbuka seperti menggunakan gayung, ember ataupun bak fiber.
Pengangkutan benih dengan cara ini sangat rentan terhadap stress, yang disebabkan oleh besarnya goncangan air, fluktuasi suhu yang cepat ataupun berkurangnya pasokan oksigen dari udara lepas.
Pengangkutan benih lele yang lebih aman adalah yang dilakukan secara tertutup, yakni dilakukan dengan kantung plastik yang diisi air bersih dan diikat. Pengisian air paling banyak setengah dari pada kantung plastik, setelah benih dimasukkan, lalu udara di dalam plastic dikeluarkan. Ganti udara tersebut dengan oksigen yang berasal dari tabung oksigen, setelah itu ujung plastic segera diikat rapat. Kantung plastic yang telah siap di masukkan ke dalam kardus atau peti, sehingga tidak mudah terbentur dengan benda lain. 
Setelah sampai ditempat pemeliharaan, kantung plastic yang berisi benih diletakkan diatas air kolam pemeliharaan. Ikatan kantung jangan dibuka dulu, tujuannya adalah untuk adaptasi yakni penyesuaian antara tempat hidup sebelumnya dengan kolam pemeliharaan yang akan ditebar. Biarkan kantung tersebut mengambang selama 30 menit sebelum akhirnya ikatannya dibuka, lalu angkat dan miringkan kantung plastic dan biarkan benih-benih lele itu keluar dengan sendirnya.

D. Penebaran Benih Lele dan Pembesarannya

Benih ikan lele yang akan ditebar dikolam pembesaran hendaklah benar-benar sehat, aktif bergerak dan gesit. Ukuran benih sebaiknya seragam, tujuannya, agar benih-benih tersebut tidak saling menyerang, sesuai dengan tabiatnya, lele termasuk ikan kanibal yang suka memakan sesamanya. Bagi lele yang berukuran kecil, bahaya selalu mengancam.  Disamping itu, lele yang berukuran kecil akan kalah dalam bersaing mendapatkan makanan.
Dikolam pembesaran, benih lele yang telah berukuran 8-12 cm dapat dipelihara pada padat tebar 30-50 ekor/m. semakin kecil ukuran benih lele, maka populasinya harus semakin tinggi untuk meningkatkan produksi serta ke-efisienan kolam pemeliharaan. Demikian sebaliknya, semakin besar ukuran benih, maka populasinya harus semakin dikurangi untuk menghindari terjadinya kompetisi dalam mendapatkan makanan dan ruang gerak serta gesekan antar lele yang dapat menimbulkan luka.
Agar pertumbuhan ikan lele dapat berlangsung dengan baik, maka ketersediaan makanan adalah hal yang paling utama. Ikan lele akan tumbuh dengan baik jika kebutuhan kalorinya terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan itu dapat diperoleh dari pakan alami ataupun pakan buatan. Kedua jenis pakan harus memenuhi beberapa kriteria seperti sesuian dengan bukaan mulut ikan, mudah dicerna dan mudah ditangkap oleh ikan serta mudah di kultur sehingga ketersediaan pakan akan selalu terpenuhi. Selain pemberian pakan alami seperti plankton, ganggang ataupun jasad renik, dan pemberian pakan buatan (pellet), maka ikan lele juga dapat diberikan pakan tambahan yang bergizi tinggi seperti dedak, bungkil kacang, bungkil kelapa serta daun-daunan (kangkung dan talas)

Waktu pemberian pakan harus tetap dan teratur setiap harinya, demikian pula dengan posisi tempat pemberian pakannya, tujuannya adalah agar ikan lele akan berkumpul semua pada tempat tersebut di saat pemberian pakan. Sehingga diharapkan semua makanan yang diberikan akan habis, dengan demikian tidak akan terjadi penimbunan sisa makanan yang dapat menganggu kualitas air sehingga dapat membahayakan ikan. Jumlah pakan yang harus diberikan pada saat pembesaran ikan lele adalah 3-5 % dari berat total ikan
Berikut adalah contoh penghitungan pada saat pemberian pakan : caranya : ambil 10 ekor ikan sampel lalu timbang. Kemudian berat total ikan sampel tersebut dibagi 10. Angka berat inilah yang dijadikan sebagai patokan berat rata-rata ikan.

MISALNYA:
Berat total 10 ikan sampel = 500 gr (0,5kg)
Berat rata-rata ikan sampel = 500/10
                                            = 50 gr (0,05 kg)
Jumlah lele peliharaan = 200 ekor
Berat total ikan lele       = 50 gr x 200 ekor
                                      = 10.000 gr (10 kg)
Pakan yang diberikan    = 5 % x 10 kg
                                       = 0,5 kg/hari

Belum ada Komentar untuk "PEMELIHARAAN LARVA, BIBIT IKAN LELE HINGGA PEMBESARAN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel